ASSISTANT
AS1.
Code : AS1
Gender : Male
Face Claim: Luke Mitchell / Mitch Hewer.
Place, DoB: Bristol, United Kingdom, 17th April, 1991.
Age: 24
Job: Assistant.
Sexuality: Straight.
Physical Appearance :
· Height 1.75m
· Weight 75-80kg
· Pale white skin color
· Dirty blonde hair
· Light blue eyes
History:
Tumbuh besar diantara sebuah keluarga sederhana, yang tidak meminta apapun kecuali sebuah kebahagiaan adalah satu hal yang membuatnya geram. Laki-laki yang akan menginjak umur dua puluh lima−yang artinya sudah tidak muda lagi. Ia selalu menginginkan sebuah pekerjaan. Sementara hal yang ia lakukan hanyalah bermain video game ataupun tertawa terbahak-bahak di depan layar televisi. Dan anehnya, tidak satupun dari anggota keluarganya memberikan teguran ataupun mengusir laki-laki itu dari rumah. Yang mana membuat laki-laki menjadi semakin malas setiap harinya.
Hingga pada suatu hari, suasana rumah tampak seperti biasanya, sepi. Hanya terdengar kicauan burung dan keran air yang dibiarkan menyala−lagi-lagi, akibat pria berambut pirang kecokelatan ini sama sekali tidak berniat untuk bangun dari tidurnya dan mematikan keran air yang kini sudah membasahi dapur. Satu-satunya hal membuat ia membuka matanya pada siang itu adalah suara dobrakan pintu yang dihasilkan oleh kakak laki-lakinya. Dobrakan pintu yang sangat-amat besar untuk membuatnya membuka mata. Terlonjak dari tidurnya, ia mendapati kakaknya sudah rapih dengan pakaian kerjanya. Sementara ia sendiri masih berantakan dengan piyamanya.
“BANGUNLAH. AKU MEMILIKI TANTANGAN.”
Pria berkepribadian malas itu dengan terpaksa bangun dari ranjangnya begitu lengannya ditarik paksa oleh kakak laki-lakinya. Ia bahkan sama sekali tidak berniat membuka matanya, melainkan pasrah dengan tarikan kakaknya.
“Main. Kalau kau kalah kau harus menuruti perintahku.” Suara kakak laki-lakinya yang terdengar seperti sebuah ancaman sontak membuatnya membuka mata, menatapnya tidak percaya. Sebuah tantangan untuknya? Laki-laki pemalas yang tidak bisa apa-apa? Ia merentangkan tangannya, tertawa meremehkan. Paling-paling membersihkan rumah. Pikirnya. Tanpa berpikir panjang ia menekan tombol ‘start’.
Hingga mereka menghabiskan waktu selama tiga jam untuk bertarung. Diakhiri dengan senyuman puas yang tergambar di wajah kakak laki-lakinya. Menatap sombong ke arah adiknya. Namun balasan pria itu? Ia hanya memejamkan matanya sembari menghembuskan napas berat. Sama sekali tidak merasa kalah, cuek. “apa tantanganmu?”
“bekerjalah pada X-Factor. Sebagai seorang asisten.”
Kedua matanya terbelalak lebar begitu ia mendengar ucapan sang kakak. Bekerja? Asisten? X-Factor? Acara bergengsi itu? Ia menggelengkan kepalanya. Masih merasa kaget dan tidak menyangka. Ia bahkan tidak dapat mengurusi dirinya. Dan kini kakaknya meminta dirinya untuk menjadi seorang Asisten? Mengurusi banyak artis? Gila.
Namun pada saat itu juga, ia tahu bahwa kakak laki-lakinya tidak bercanda. Karena dua hari kemudian, kedua ayah dan ibunya bahkan merelakan dirinya untuk pergi ke Los Angeles untuk memulai pekerjaan yang bahkan tidak ia ketahui apa itu. Menjadi seorang asisten karena ia kalah bermain video game dengan kakaknya? Lelucon macam apa yang kini datang menghampiri hidupnya.
Personality:
1. Seorang yang amat-sangat pemalas. Laki-laki ini adalah tipe laki-laki yang bahkan bisa saja berdiam di atas tempat tidur tanpa melakukan apapun. Hanya dengan sebuah remote televisi. Ia bahkan perlu menggunakan kedua kaki jenjangnya untuk meraih benda yang jauh darinya−walau tidak begitu jauh. Ia enggan untuk beranjak dari tempat awalnya.
2. Cuek. Sebuah kecelakaan yang memakan korban lebih dari dua dapat saja terjadi di hadapannya, namun yang ia lakukan? Menyumpal earphone pada kedua lubang telinganya tanpa mau tahu apa yang terjadi.
3. Susah tertarik pada seseorang. Parasnya yang begitu tampan dan enak dilihat mungkin saja mendatangkan puluhan gadis padanya. Namun ia sendiri? Ia begitu enggan untuk berdekatan dengan orang-orang. Karena apa? Berdekatan dengan orang-orang yang berarti ia harus selalu tampil baik. Dan mandi ataupun berdandan? Sama sekali bukan hal yang ia sukai.
4. Anti sosial. Kebanyakan orang mungkin dapat menemukan dirinya di sudut ruangan, bersama sebuah gadget di tangannya. Tidak lupa dengan kedua earphone yang selalu setia tersumpal di telinganya.
5. Ceroboh. Ia bisa aja meletakkan sebuah barang di suatu tempat tepat sebelum ia beranjak dari tempat tersebut. Dan pada detik selanjutnya, otaknya seakan-akan terkuras. Ia akan lupa dimana tempat awal ia meletakkan barang-barangnya.
Relationship:
Status: OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS2.
Code : AS2
Gender : Female.
Face Claim : Anna Popplewell / Daveigh Chase.
Place, DoB : Glasgow, Scotland. April 15th 1993.
Age : 22
Job : Assistant.
Sexuality : Asexual
Physical Appearance :
Height : Around 170cm
Weight : Around 55-60kg
Race : White
Hair Color : Dark Brown
Eye Color : Blue
History :
Sulit memang untuk bersosialisasi ketika kita memiliki kepercayaan diri yang cukup rendah. Itu apa yang dirasakan oleh AS2 selama ini. Ia sulit bersosialisasi karena ia tidak cukup percaya diri. Ia cenderung memilih untuk membaca manga atau menonton anime di rumah ketimbang pergi bersama teman-temannya. AS2 bukan tipe gadis kebanyakan, ia adalah tipe gadis yang duduk di pojok kafetaria dekat tempat sampah sembari menggambar karakter dari komik manga favoritnya.
Hal ini berlangsung selama ia bersekolah di sekolah menengah, hingga akhirnya orangtua AS2 memutuskan untuk memasukan AS2 ke sekolah khusus broadcasting. Alasannya? Cukup simpel. Orangtua AS2 ingin anaknya bisa bersosialisasi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan cara menjadi presenter berita. Untuk menggapainya, AS2 harus pergi bersekolah di sekolah broadcasting tersebut.
Awalnya memang berjalan lancar. AS2 perlahan-lahan mulai berbaur dengan teman-teman barunya itu. Walaupun ia masih sedikit tidak percaya diri melihat pakaian teman-temannya itu bisa dibilang pakaian mahal dan AS2 hanya mengenakan pakaian seadanya. Tapi tentu, AS2 tidak menyerah. Ia berusaha untuk menaikan sendiri kepercayaan diri yang selama ini cukup rendah.
Tapi, AS2 tetap tidak bisa meninggalkan kebiasaan lamanya, yaitu berdiam diri di pojokan dan tenggelam dalam dunianya sendiir. Entah dengan membaca komik manga atau menonton serial anime dari ponselnya. Ia akan menghibur dirinya sendiri dengan hal-hal berbau Jepang. Iya, AS2 adalah penggemar berat anime dan manga freak.
Tidak banyak yang mengetahui fakta tersebut, karena AS2 selalu menyembunyikan komik-komiknya. Ia takut jika teman-temannya mengetahui bahwa ia berbeda, bahwa ia lebih menyukai anime ketimbang manusia sungguhan, mereka akan meninggalkan AS2.
Sayangnya hal itu terjadi. Seseorang mengetahui bahwa AS2 menyukai anime dan manga. Oleh karena itu, para gadis lain mulai mentertawai AS2 karena ia berbeda. Mereka berkata bahwa anime dan manga itu tidak nyata, rupanya tidak bisa digapai oleh tangan.
“Kau tau? Manga dan anime hanya untuk orang-orang kurang pergaulan. Kau disini ingin menjadi presenter berita, mana ada yang membaca manga? Nanti malah menceritakan alur cerita manga yang baru kau baca lagi!”
“Idolamu sama sekali tidak nyata, hanya karangan fiksi belaka. Cobalah mengidolakan manusia.”
“Apa kerennya manga dan anime? Mereka hanya kartun, bukannya?”
Dan masih banyak lagi celaan-celaan yang AS2 dapatkan. Menyakitkan memang untuk menjadi berbeda, itu yang ia rasakan selama ini. Hal ini pula yang menyebabkan AS2 takut untuk membuka lembaran persahabatan baru. Ia akan mulai berkeringat ketika ia berada di lingkup sosial, ia juga akan merasakan jantungnya berdebar dua kali setiap kali ingin bertemu orang baru. Wajahnya akan memerah dan tubuhnya akan berkeringat ketika ia berada di sekitar orang banyak.
AS2 akhirnya menghabiskan tahun-tahun terakhir di sekolahnya dengan menjadi penyendiri; seorang manga freak dan pencinta anime. Ia tidak memiliki teman kecuali karakter manga dan anime kesukaannya. Ia memaksakan diri untuk pergi ke sekolah dan menimba ilmu, lalu ketika tiba saatnya teman-temannya bersosialisasi, AS2 akan menarik diri karena ia merasakan ketakutan yang luar biasa. Ia akan pergi ke pojok ruangan seperti biasanya dan berinteraksi dengan karakter dalam komik manga yang ia miliki.
Sampai akhirnya AS2 mempunyai teman khayalan sendiri. Ini disebabkan dari rasa kesepian yang seringkali ia rasakan. Ia memang takut untuk membuka lembaran baru, namun ia ingin memiliki teman. Akhirnya, terciptalah seorang karakter anime bernama Kumiko Saruwatari. Kumiko sendiri memiliki ciri visik seperti tipikal gadis anime lainnya; rambut violet panjang yang ia ikat dua, mata besar berwarna violet seperti rambutnya, kulit putih, kaki jenjang, mulut tipis, dan rahang yang kuang. Serta Kumiko seringkal mengenakan seragam sekolah khas Jepang; rok pendek, kaos kaki selutut, dan juga kemeja putih yang dilapisi blazer.
Kumiko terbentuk dari sikap AS2 yang tergolong suka menyendiri. Sikap penyendiri AS2 ini disebabkan oleh Social Anxiety Disorder (baca selengkapnya disini; http://www.kolomsehat.com/berkenalan-dengan-fobia-sosial-dan-penyebabnya/ dan https://en.wikipedia.org/wiki/Social_anxiety_disorder) yang disebabkan dari penolakan yang ia terima dari lingkungan sosialnya. Ini menyebakan AS2 sering merasa takut untuk berinteraksi dengan teman-temannya, takut dipermalukan lagi, dan takut untuk dihakimi. Ia juga akan merasa tidak percaya diri untuk banyak berbicara di muka umum. Tapi sayangnya, AS2 tidak mengetahui bahwa ia mengidap kelainan ini.
Maka dari itu, AS2 merasa presenter berita bukanlah pekerjaan yang cocok dengannya. Hal ini terlintas di pikiran AS2 ketika sekolahnya mendatangkan seorang produser musik ternama, Simon Cowell. Simon sendiri datang ke sekolah itu untuk mengadakan workshop kecil-kecilan dan mempromosikan tour yang akan ia garap di waktu terdekat.
Selama workshop, AS2 awalnya merasa malu. Namun, Simon entah bagaimana membawa aura yang menyebabkan AS2 merasa terlindungi. AS2 merasa diterima di mata Simon. Dan ini yang menyebabkan AS2 ingin bekerja dibawah naungan Simon. Tapi, tidak sebagai paparazzi seperti yang dipromosikan oleh Simon, namun menjadi asisten.
Mengapa asisten? Karena AS2 ingin mencoba kembali untuk bersosialisasi. Ini semua berkat harapan yang ditaruh oleh Simon. Ia ingin mulai bisa mempunyai teman nyata, namun bukan berarti Kumiko ia tinggalkan.
Akhirnya, setelah lulus, AS2 memilih untuk mendaftar menjadi asisten dibawah naungan Simon Cowell.
Personality :
- Penurut. AS2 termasuk gadis yang menuruti segala permintaan orang lain. Ia menurut karena ia takut diperlakukan berbeda jika ia membangkang.
- Tidak banyak bicara. AS2 adalah tipe orang yang percaya dengan kalimat ‘Diam itu emas’ ketimbang mengikuti konsep ‘Tong kosong nyaring bunyinya’.
- Canggung. AS2 sangat canggung jika ia berbicara atau sedang berinteraksi sosial. Ia bahkan tidak mempunyai topik untuk dibicarakan.
- Mudah panik. AS2 mudah sekali panik, contohnya jika ia kehilangan komik manganya, AS2 akan menggila seperti kehilangan anak semata wayang.
- Terlalu banyak memfikirkan pendapat orang lain tentang dirinya. Hal ini disebabkan dari kelainan yang ia miliki. Ia akan melakukan segala sesuatu dengan hati-hati agar orang lain tidak mengecapnya yang aneh-aneh. Ia juga mencemaskan sesuatu dengan berlebihan.
- Tidak mudah menaruh percaya kepada orang.
Relationship :
Status : OPEN / BOOKED / CLOSED.
AS3.
Code : AS3
Gender : Female
Face Claim : Alena Shishkova
Place, DOB : Russia, 25 Maret 1993
Age : 22
Job : Assistant
Sexuality : Straight
History :
Hari itu merupakan hari yang indah, musik menggelegar di belakang rumahnya. Orang-orang datang menyambut kedatangan tahun baru, berdansa mengikuti arus musik. Tidak ada yang tahu jika hari itu justru membawa malapetaka karena minuman keras bekerja lebih jitu dibanding cinta belaka.
“what if your husband—see?”
“I don’t care”
AS3 berumur 12 tahun kala itu, cukup tua untuk mengerti hal-hal tentang cinta tetapi terlalu muda untuk bisa berkecimpung kedalam lobang yang menyesakkan itu. Ia berumur 15 tahun ketika menangkap basah ibunya sedang melakukan hal yang tidak seharusnya ia lihat, apalagi bersama lelaki lain, di kebun belakangnya.
Hari itu kala terakhir ia menampakan wajah didepan wanita yang melahirkannya. Menuntut cerai, wanita itu malah berpaling kepada lelaki yang menyebabkan semuanya retak.
AS3 berusaha meyakinkan diri bahwa minuman keras lah yang membuat ibunya berbuat seperti itu; tapi pada akhirnya ia tidak bisa. Ditambah kata-kata ringan, yang terkesan seakan ayahnya tidak penting lagi di mata sang ibu.
--
Bertahun-tahun tanpa mengontak atau bertemu sang ibu, AS3 tau, adiknya selalu pergi ke kediaman baru ibunya dan membawakan kado-kado kecil; entah itu saat natal, thanksgiving, maupun saat ulang tahun. Tapi AS3 tidak, ia tau persis ia sangat membenci ibunya. Ia tidak pernah menjawab telpon, email, maupun sms. Tidak sama sekali. Ia menganggap ibunya sudah mati.
Tumbuh dewasa, AS3 menjadi pribadi yang agak tertutup. Walaupun begitu, ia bergaul dengan siapa saja, terlihat ceria disana-disini, bahkan tidur dengan banyak orang. Tapi satu; ia tidak menerapkan sistem komitmen, dan dua; walaupun terkesan ceria, tidak ada yang benar-benar mengetahui keadaannya. Trauma yang melandanya akan kejadian ibunyalah penyebabnya. Melihat ayahnya yang bertahun-tahun terlihat depresi setiap ayahnya pulang dari kantor, membuatnya tidak pernah percaya akan hubungan yang terikat.
Oh ya, ayahnya merupakan seorang produser musik ternama.
--
Beranjak dewasa, AS3 memasuki suatu kampus di kawasan New York. Jadwalnya yang terbilang agak padat dengan segala macam tugas apalagi mengingat ayahnya yang kerap sedih akan kepergian sang ibu membuatnya penat. Melepas penat dan juga untuk kesenangannya semata; AS3 menjadi call-girl. Berpindah tempat dari satu pintu ke pintu lain tiap malam dan mendapatkan uang setelah itu membuatnya sedikit senang. Setidaknya, hal tersebut dapat menambah uang jajannya. Membeli pakaian ini, itu, dan tidak jarang ia diberi hadiah kecil-kecilan dari sang pengguna.
Sampai suatu hari, ada pria ini.
Mereka tengah berhubungan disuatu motel kecil di kawasan kumuh New York. Motel bobrok yang terbilang, kotor. Biasanya AS3 akan menolak, tetapi entah kharisma yang diberikan olehnya membuat AS3 tidak bisa berkata.
Keesokan paginya, ia dikejutkan dengan kehadiran sang Pria. Bisa dibilang, pelanggannya akan kabur terlebih dahulu setelah menyelipkan segepok uang di pakaian dalam AS3. Tapi tidak dengan pria ini. Ia menyapanya hangat, menanyakan apakah AS3 ingin secangkir kopi, dan mengajaknya berjalan-jalan pagi.
Namun; bukan begitu caranya.
AS3 mulai membentak, mengancam akan berteriak kencang. Mungkin untuk wanita normal, ajakan sang pria terlampau manis, dan tidak akan ditolak. Namun untuk AS3? Maaf-maaf saja. Pria itu terlihat kebingungan, dan akhirnya menyerahkan selembar poster dari tas ranselnya. Poster sebuah gig dari sebuah band.
--
AS3 memutuskan untuk pergi kesana. Tidak bisa dipungkiri, ia ingin bertemu pria itu lagi, mungkin mengajaknya ‘berbisnis’ untuk beberapa kali lagi. Pergi ke gig sendirian merupakan hal yang menantang baginya, ia belum pernah melakukan hal seperti ini, dan menurutnya semua hal baru ini menyenangkan.
Tanpa ia menyangka, ternyata vokalis band yang tampil merupakan lelaki itu. Salah tingkah dan malu menghiasi mimik wajahnya sepanjang konser, karna sang lelaki terus menatap kearahnya. Seusainya konser, pemuda itu mendatangi AS3; tanpa sadar membuat mereka berdua bangun di ranjang yang sama.
Setelah malam itu, semua berubah.
Tidak ada lagi malam yang AS3 habiskan pindah dari satu kamar ke kamar yang lain lalu bangun dipagi hari dengan hanya berlapis selimut tipis milik suatu hotel. Melainkan berpindah-pindah kota, negara. Ikut serta akan tour yang dibintangi oleh band sang pemuda, yaitu VT6, membuatnya senang. Siapa yang tidak senang berkeliling dunia? Mencoba hal-hal baru.
AS3 tetap melaksanakan perannya sebagai call-girl, hanya saja khusus untuk band yang sedang digandrungi gadis-gadis pada zamannya. Sebut saja, AS3 merupakan groupies dari band tersebut. Ikut serta dalam tour, ia tidak hanya melihat para anggota band sebagai pelanggannya di malam hari, tetapi sebagai teman juga. Tidak, tidak lebih. Trauma masih menyelimuti dirinya. Tetapi satu orang yang kerap memperhatikannya, VT6.
Keseharian AS3 dalam tour bus tidaklah hanya menjadi pajangan seperti groupies lainnya, ia memerhatikan satu per satu member band. Menganggap mereka teman, dan kebalikannya mereka juga paling dekat dengan AS3 dikarenakan sifatnya yang terbuka. Lagipula AS3 senang mengurusi kebutuhan para anggota.
Namun, AS3 selalu was-was akan VT6. Disatu sisi ia tidak ingin dirinya terkena imbas, dan satu sisi lagi, ia tidak ingin mematahkan hati pemuda yang satu itu. Bukan apa-apa, AS3 ya AS3, ia adalah seorang burung yang bebas.
Ketakutannya terbukti. VT6 keluar dari band, demi menjalin hubungan dengannya. Satu aturan yang penting memang, para anggota band hanya dapat menggunakan groupiesnya tetapi tidak untuk menjalin suatu hubungan. AS3 yang ketakutan hanya dapat berbohong, dan berbohong. Mengatakan ia tidak ingin keluar dari pekerjaannya yang sekarang dan ia sangat menikmati keliling dunia, walaupun pada aslinya ia hanya takut.
--
2 tahun berlalu.
2 tahun yang diisi dengan suatu kehampaan karna band pun bubar, mengakibatkan AS3 harus kembali ke pekerjaan lamanya dan berkegiatan sebagaimana seorang mahasiswa. Lagipula, semua memang ada akhirnya, bukan?
Ia berumur 22 tahun ketika mendapatkan tawaran pekerjaan di Tur Dunia UXF. Gadis berumur 22 tahun yang terhormat karena 2 tahun ia isi dengan membenarkan etikanya, walaupun ia tetap menjalankan peran sebagai call-girl. Dan disinilah dia, menjadi asisten para artis yang sudah siap menjalankan tur dunia, tanpa ia ketahui sang pemuda juga turut serta sebagai pembimbing.
Personality :
Adventurous – loving the adrenaline on trying something new.
Cynical – trauma karna kejadian sang Ibu membuatnya tidak percaya akan suatu komitmen, membuatnya hanya berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Terlampau bebas – AS3 tidak sungkan mengekspresikan apa yang ia pikirkan, merasa bebas, dan senang bergaul dengan siapapun.
Disiplin, well organized – Siapa bilang seorang call-girl berarti ia sangat menyeleweng? Sama sekali tidak. AS3 merupakan pribadi yang disiplin dan teratur.
Classy – AS3 tidak sembarang pilih dalam pakaian serta kebutuhan hidup dan ia memiliki etika yang baik.
Relationship : is the ex-groupies of VT6’s ex-band
Status : OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS4.
Code: AS4
Gender: Female
Face Claim: Emma Roberts
Place, DoB: New York, United States, February 9th 1996
Age: 19
Job: Assistant
Sexuality: Straight
Physical Appearance:
· Weighs around 50 kg
· Her height is about 5ft3 or 160 cm
· Hazel or brown eyes
· Naturally has brown hair, but could dye it blonde
History:
AS4 is your typical girl next door. She grew up in a middle-class economy family, having a normal father and mother, destined to be tortured (not literally) by her two younger siblings. Oh, and the family also happen to own a cat. A big fat lazy cat.
AS4 herself schooled fine, getting in the detention room at least once per month, but those were mostly because she was too lazy to do her homework or project lab. She had some part-time jobs back then. She tried coffee shops, cake shops, regular market, even a flower shops. But being the slothful herself, AS4 usually attended her work for 4-6 times, then ditched it off until she got fired. She kept her behavior like that, even after graduating, until something big finally happened in her life.
No, not really big actually. But it’s kind of changed her life.
She was one of a florist, and that day, she got to deliver some bouquets of flowers to the UXF building. Yes, that place where a big competition of singing being held. She was excited, of course, she got the chance to see some of her favorite finalists. But what happened there was nothing like she expected. After putting the last bouquet of red roses on the table, someone calling for her. No, she didn’t get asked to be a performer, of course not. She asked to do some stuff, things that assistants usually do, without even actually working there. She got no chance to refuse though, the condition back there was really, really, really busy. Until the end of the day, after being an accidental assistant for more than 3 hours, someone asked her the silliest but nicest thing of the day; “Hey, I’ve never seen you before. But you did your job good. I know you’re not working here, but I’ll make sure tomorrow you’ll do.” Silly, because AS4 had never asked for a job there, but actually nice because being an assistant in X-Factor, would give her more salary than being in a part-time job. So, without an actual spoken out agreement, AS4 became a semi-permanent assistant in X-Factor.
Personality:
· She talks about philosophical things a lot, acting like those inspired her─well sometimes they really did, but most of the time, those wise words affect nothing in her life.
· Lazy, but creative. She’d always try to find a shortcut to finish her job fast and easily.
· Impulsive
· A profound excuses maker.
· You could say that she’s one of the realest people out there. Unless it’s for saving her from a trouble in a short-time, she’d always refuse to lie or speaks nonsense.
· Really loves to speak with uncommon vocabulary, but she doesn’t do it very often.
Relationship:
Status: OPEN / BOOKED / CLOSED.
AS5.
Code : AS5
Gender : Female
Face Claim : Chantelle Winnie
Place, DOB : Wales, 22 February 1996
Age : 19
Job : Assistant
Sexuality : Bisexual
Physical Appearance :
1. Eyes color : Hazel/Brown
2. Hair color : Dark brown
3. Skin color : she has a ventiligo skin condition, which is a condition causing patchy depigmentation of the skin.
History :
Terlahir dengan kulit yang berbeda dari kalangannya, membuat AS5 terkena imbasnya. Kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya dianggap sebagai ancaman oleh keluarganya sendiri, terlebih oleh Ibu dan Ayahnya.
AS5 kecil sering kali di pukuli oleh sang ayah, diceburkan ke bak mandi dingin, tidak diberi makan, dan perlakuan abusive lainnya hanya karena kulitnya yang memiliki kelainan. Hidupnya dikontrol, kedua ayah dan ibunya tidak pernah menaruh kepercayaan terhadap AS5. AS5 tidak pernah mereka beri kesempatan untuk memilih sesuatu, seperti makanan, pakaian, dan yang lainnya.
“AS5 kau tidak membutuhkan itu kan?”
“AS5, Ibu tau kau tidak akan makan itu kan? Biar ibu yang habiskan”
“Ayah benar kan? Kau ini menyusahkan! Kau juga setuju bukan dengan ayah?”
Hal-hal tersebut tertancap dibenaknya, berdampak negatif akan psikologisnya. Membuatnya menjadi sulit bahkan tidak pernah mengambil suatu keputusan sendiri. Sedangkan kedua ayah dan ibunya tetap memperlakukannya dengan kasar.
Hingga pada suatu hari, tetangganya yang melihat perbuatan kedua pasang suami-istri itu dan menelpon polisi. Beberapa hari kemudian, polisi menggebrek kediaman AS5, memenjarakan kedua ibu dan ayahnya lalu membawa AS5 ke panti asuhan yang jauh dari kediamannya.
Umurnya 7 tahun ketika ia memasuki panti asuhan di salah satu gang kecil di Paris. Gadis kecil berkulit jarang yang terlihat kebingungan. Kesehariannya di panti asuhan tidak luput dengan bermain dan mempelajari bahasa asing yang akan membantunya dalam hidup di tempat asing itu; Bahasa Prancis.
Tidak jarang pula dirinya kerap dijadikan bahan ejekan beberapa anak disana, terutama yang sudah agak lama menetap di panti asuhan berwarna-warni itu. Tetapi ia tidak terlaly peduli, ia memiliki bonekanya yang menemaninya setiap saat, walaupun terkadang ia juga bermain dengan beberapa anak yang memang memandangnya layaknya anak biasa.
2 tahun ia jalani di panti asuhan itu; bermain, belajar, dan hidup. Walaupun ia kerap dijadikan bahan ejekan, ia dapat berdiri untuk dirinya sendiri. Ia tidak takut menentang ataupun melawan pem-bully. 2 tahun pula ia menjadi seorang gadis muda yang memiliki etika hingga sepasang kekasih menaruh ketertarikan atas AS5 dan mengadopsinya.
Memiliki dua ibu, tentulah tidak menjadi masalah bagi AS5. Ia sudah kebal dengan pandangan orang terhadap dirinya; dan anehnya lagi, ia mulai terbiasa walaupun selalu marah bila diremehkan. Lagipula, menjadi berbeda itu menyenangkan. Ia sangat menyayangi kedua ibu angkatnya, begitupula sebaliknya. AS5 dididik menjadi pribadi yang kuat serta memiliki etika dan kedisiplinan yang tinggi.
Menginjak masa SMA, AS5 dimasukkan ke suatu boarding school ternama di Prancis. Boarding school yang berisi anak-anak orang kaya. Sebagai seorang yang dari kecil dituntut untuk menurut dan memiliki trauma akan pengambilan keputusan, AS5 setuju. Dengan satu syarat; ia meminta sebuah alat untuk membantunya mengambil keputusan, karna pada akhirnya, sekolah itu bersistem asrama. Ia tidak akan dapat bertemu kedua Ibu angkatnya dan ia takut traumanya akan kumat jika tidak ada sesuatu untuk diandalkan.
Kedua ibu angkatnya setuju; apapun yang diinginkan anak angkatnya selalu dipenuhi. Bukan hanya karna mereka memiliki segala hal, tapi karna AS5 spesial dimata mereka. Sebuah mesin dengan tombol plastik diberikan, akan mengeluarkan suara serupa robot dan huruf-huruf digital ketika ditekan. Mengatakan hal-hal seperti “ya” “tidak” “mungkin tidak hari ini” “tentu saja!” “jangan bermimpi” dan sebagainya.
Kehidupan SMA-nya berjalan normal. Sama seperti di pantinya, ia diejek karna ketidak-samaanya dengan yang lainnya. Tetapi AS5 tetap berpegang teguh kepada tujuannya datang ke boarding school ini. AS5 lulus dengan perbekalan pendidikan yang luar biasa dan etika yang luar biasa anggun.
Tahun ke 18 dari hidupnya, ia lulus dari SMA. Kedisiplinannya menarik perhatian Simon Cowell, yang berstatus merupakan kenalan dari ibunya. Menawarkan pekerjaan sebagai asisten, sang Ibunda pun mengikhlaskan anak angkat semata wayangnya itu untuk tidak kuliah. Katanya, karir ini mungkin bisa memperdalam pandanganmu tentang dunia, dan ia dapat lebih bersosialisasi sebelum dapat melanjutkan ke tahap kuliah.
Setelah serangkaian tes, akhirnya AS5 pun diterima menjadi salah satu asisten dalam tour dunia UXF. Meninggalkan kedua ibu angkatnya untuk menjelajah dunia.
Personality :
- Susah mengambil keputusan – AS5 memiliki sebuah alat kecil yang dapat menentukan keputusannya dengan sebuah suara digital. (ini seperti memiliki suatu kerang ajaib yang dapat menentukan keputusan AS5)
- Pekerja keras, mandiri – AS5 merupakan pekerja keras, ia tidak gampang menyerah dan selalu menuntut perfeksionisme.
- Ia memang pendiam dan terkesan introvent tetapi sebenarnya AS5 senang berbicara dengan banyak orang dan akan sangat marah bila diremehkan. Ia sangat menentang pembully, ia berdiri untuk dirinya sendiri.
- Disiplin – AS5 merupakan pribadi yang disiplin, kerjaan selalu ia selesaikan tepat waktu. AS5 tidak suka dengan orang yang tidak disiplin, ia tidak sungkan untuk membentak.
Relationship :
Status : OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS6.
Code : AS6
Gender : Female
Face Claim : Brittany Snow/Reese Witherspoon
Place/DoB : Savannah/August 15th, 1994.
Age : 21
Job : Assistant
Sexuality : Straight (Possibly Bisexual)
Physical Appearance :
· Height : 163 cm
· Weight : 128 pounds
· Hair color : Blonde
· Eye color : Blue
Hisory :
Menjalani rutinitas sebagai salah satu dari pemeran utama di sebuah TV series musikal membuat dirinya cukup terkenal, TV Series yang dibintanginya hingga kini sudah menjejaki musim (season) ke 3 dengan rating yang tidak pernah turun.
Awalnya AS6 adalah seorang penyanyi dari sebuah band pop kecil yang tidak begitu terkenal, hingga pada tahun 2012 ia mendaftar sebuah ajang kompeisi bernyanyi sebagai seorang soloist. Ia melantunkan lagu “The New Girl in Town” dengan suaranya yang bisa dibilang tinggi dan merdu. Namun, ia tidak berhasil memikat hati para juri, ia harus pulang dengan kekecewaan.
Ternyata, Ian Brennant – seorang producer dari Fox TV – melihat bakat yang dimiliki oleh AS6, ia berusaha untuk merekrut AS6 untuk tv seriesnya yang baru. Starlight.
Karir AS6 langsung melonjak tinggi setelah ia bergabung dengan FOX TV, banyak tawaran baginya untuk main di film-film musikal. Namun itu semua tidak berlangsung lama.
Kala itu ia sedang berkendara menuju studio, saat handphonenya tak berhenti berdering. Ia mengangkat telfon tersebut dan langsung mendengar omelan dari producernya karena ia terlambat datang.
Brakk!!!
Sebuah truk menabrak mobilnya dari sisi kiri, AS6 tidak menyadari bahwa ia menerobos lampu merah, mobilnya terlontar dan ia jatuh koma selama 1 bulan.
Saat ia membuka matanya, semua masih buram. Kepalanya pening, belum bisa mengingat apa-apa. Lalu Ian menjelaskan semuanya, semua tentang kecelakaan itu dan seriesnya yang sedang dalam hiatus.
“Maafkan aku, Ian..” Ucap AS6 saat Ian selesai berbicara.
“Tidak apa,” Jawab Ian, “bukan sepenuhnya salahmu.”
“Aku bisa kembali bekerja esok, aku sudah merasa sehat.”
“Tentang itu.. umm..”
Ada keraguan pada raut wajah Ian, AS6 termangu bingung. Ia merasa sudah cukup sehat untuk bekerja, hanya suaranya saja yang terasa serak. Pasti efek koma, pikirnya.
“Kenapa, Ian?”
“Kurasa kau tidak lagi bisa bermain di Starlight...”
Lalu hati AS6 mencelus, tidak mempercayai apa yang baru saja Ian katakan.
“Kau bercanda.. tidak, kau bercanda, bukan?”
“Maaf sekali, AS6. Tapi kecelakaan itu membuat lehermu cidera dan melumpuhkan salah satu pita suaramu. Kau sudah di operasi tapi kau tidak bisa bernyanyi seperti dulu, kau juga harus mengikuti terapi pita suara.”
Mendengar penjelasan dari Ian membuat AS6 sangat terpukul, tanpa ia sadari, ia sudah menangis. Impiannya hancur karena sebuah kecelakaan. Ia mengamuk, mencoba melepas infus yang menusuk tangannya. Hingga akhirnya ia ditenangkan menggunakan morphin.
Setelah kejadian itu, AS6 menghabiskan hari-harinya mengunci diri dirumah, sendirian. Hanya keluar jika diperlukan. Namun ia tetap butuh biaya hidup, lama-kelamaan ia pun tersadar ia tak bisa hidup seperti ini terus. Akhirnya ia bangkit dari keterpurukan dan melamar kerja dibawah naungan Simon Cowell.
Personality :
· Ia adalah sosok orang yang memiliki sifat tenang, ramah, sensitif, dan baik.
· Ia tidak terlalu menyukai konflik, tidak pernah memaksakan pendapat atau nilai-nilai yang diyakininya pada orang lain.
· Bisa menjadi tempramen jika ada yang memicunya. Namun itu harus dilandasi dengan alasan yang kuat. Ia bukan orang yang mudah marah.
· Ingin memiliki ruang baginya sendiri dan bekerja dalam kerangka waktu sendiri.
· Orang yang sangat ambisius dan bertanggung jawab.
Relationship :
Status : OPEN / CLOSED / BOOK.
Code : AS1
Gender : Male
Face Claim: Luke Mitchell / Mitch Hewer.
Place, DoB: Bristol, United Kingdom, 17th April, 1991.
Age: 24
Job: Assistant.
Sexuality: Straight.
Physical Appearance :
· Height 1.75m
· Weight 75-80kg
· Pale white skin color
· Dirty blonde hair
· Light blue eyes
History:
Tumbuh besar diantara sebuah keluarga sederhana, yang tidak meminta apapun kecuali sebuah kebahagiaan adalah satu hal yang membuatnya geram. Laki-laki yang akan menginjak umur dua puluh lima−yang artinya sudah tidak muda lagi. Ia selalu menginginkan sebuah pekerjaan. Sementara hal yang ia lakukan hanyalah bermain video game ataupun tertawa terbahak-bahak di depan layar televisi. Dan anehnya, tidak satupun dari anggota keluarganya memberikan teguran ataupun mengusir laki-laki itu dari rumah. Yang mana membuat laki-laki menjadi semakin malas setiap harinya.
Hingga pada suatu hari, suasana rumah tampak seperti biasanya, sepi. Hanya terdengar kicauan burung dan keran air yang dibiarkan menyala−lagi-lagi, akibat pria berambut pirang kecokelatan ini sama sekali tidak berniat untuk bangun dari tidurnya dan mematikan keran air yang kini sudah membasahi dapur. Satu-satunya hal membuat ia membuka matanya pada siang itu adalah suara dobrakan pintu yang dihasilkan oleh kakak laki-lakinya. Dobrakan pintu yang sangat-amat besar untuk membuatnya membuka mata. Terlonjak dari tidurnya, ia mendapati kakaknya sudah rapih dengan pakaian kerjanya. Sementara ia sendiri masih berantakan dengan piyamanya.
“BANGUNLAH. AKU MEMILIKI TANTANGAN.”
Pria berkepribadian malas itu dengan terpaksa bangun dari ranjangnya begitu lengannya ditarik paksa oleh kakak laki-lakinya. Ia bahkan sama sekali tidak berniat membuka matanya, melainkan pasrah dengan tarikan kakaknya.
“Main. Kalau kau kalah kau harus menuruti perintahku.” Suara kakak laki-lakinya yang terdengar seperti sebuah ancaman sontak membuatnya membuka mata, menatapnya tidak percaya. Sebuah tantangan untuknya? Laki-laki pemalas yang tidak bisa apa-apa? Ia merentangkan tangannya, tertawa meremehkan. Paling-paling membersihkan rumah. Pikirnya. Tanpa berpikir panjang ia menekan tombol ‘start’.
Hingga mereka menghabiskan waktu selama tiga jam untuk bertarung. Diakhiri dengan senyuman puas yang tergambar di wajah kakak laki-lakinya. Menatap sombong ke arah adiknya. Namun balasan pria itu? Ia hanya memejamkan matanya sembari menghembuskan napas berat. Sama sekali tidak merasa kalah, cuek. “apa tantanganmu?”
“bekerjalah pada X-Factor. Sebagai seorang asisten.”
Kedua matanya terbelalak lebar begitu ia mendengar ucapan sang kakak. Bekerja? Asisten? X-Factor? Acara bergengsi itu? Ia menggelengkan kepalanya. Masih merasa kaget dan tidak menyangka. Ia bahkan tidak dapat mengurusi dirinya. Dan kini kakaknya meminta dirinya untuk menjadi seorang Asisten? Mengurusi banyak artis? Gila.
Namun pada saat itu juga, ia tahu bahwa kakak laki-lakinya tidak bercanda. Karena dua hari kemudian, kedua ayah dan ibunya bahkan merelakan dirinya untuk pergi ke Los Angeles untuk memulai pekerjaan yang bahkan tidak ia ketahui apa itu. Menjadi seorang asisten karena ia kalah bermain video game dengan kakaknya? Lelucon macam apa yang kini datang menghampiri hidupnya.
Personality:
1. Seorang yang amat-sangat pemalas. Laki-laki ini adalah tipe laki-laki yang bahkan bisa saja berdiam di atas tempat tidur tanpa melakukan apapun. Hanya dengan sebuah remote televisi. Ia bahkan perlu menggunakan kedua kaki jenjangnya untuk meraih benda yang jauh darinya−walau tidak begitu jauh. Ia enggan untuk beranjak dari tempat awalnya.
2. Cuek. Sebuah kecelakaan yang memakan korban lebih dari dua dapat saja terjadi di hadapannya, namun yang ia lakukan? Menyumpal earphone pada kedua lubang telinganya tanpa mau tahu apa yang terjadi.
3. Susah tertarik pada seseorang. Parasnya yang begitu tampan dan enak dilihat mungkin saja mendatangkan puluhan gadis padanya. Namun ia sendiri? Ia begitu enggan untuk berdekatan dengan orang-orang. Karena apa? Berdekatan dengan orang-orang yang berarti ia harus selalu tampil baik. Dan mandi ataupun berdandan? Sama sekali bukan hal yang ia sukai.
4. Anti sosial. Kebanyakan orang mungkin dapat menemukan dirinya di sudut ruangan, bersama sebuah gadget di tangannya. Tidak lupa dengan kedua earphone yang selalu setia tersumpal di telinganya.
5. Ceroboh. Ia bisa aja meletakkan sebuah barang di suatu tempat tepat sebelum ia beranjak dari tempat tersebut. Dan pada detik selanjutnya, otaknya seakan-akan terkuras. Ia akan lupa dimana tempat awal ia meletakkan barang-barangnya.
Relationship:
Status: OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS2.
Code : AS2
Gender : Female.
Face Claim : Anna Popplewell / Daveigh Chase.
Place, DoB : Glasgow, Scotland. April 15th 1993.
Age : 22
Job : Assistant.
Sexuality : Asexual
Physical Appearance :
Height : Around 170cm
Weight : Around 55-60kg
Race : White
Hair Color : Dark Brown
Eye Color : Blue
History :
Sulit memang untuk bersosialisasi ketika kita memiliki kepercayaan diri yang cukup rendah. Itu apa yang dirasakan oleh AS2 selama ini. Ia sulit bersosialisasi karena ia tidak cukup percaya diri. Ia cenderung memilih untuk membaca manga atau menonton anime di rumah ketimbang pergi bersama teman-temannya. AS2 bukan tipe gadis kebanyakan, ia adalah tipe gadis yang duduk di pojok kafetaria dekat tempat sampah sembari menggambar karakter dari komik manga favoritnya.
Hal ini berlangsung selama ia bersekolah di sekolah menengah, hingga akhirnya orangtua AS2 memutuskan untuk memasukan AS2 ke sekolah khusus broadcasting. Alasannya? Cukup simpel. Orangtua AS2 ingin anaknya bisa bersosialisasi dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi dengan cara menjadi presenter berita. Untuk menggapainya, AS2 harus pergi bersekolah di sekolah broadcasting tersebut.
Awalnya memang berjalan lancar. AS2 perlahan-lahan mulai berbaur dengan teman-teman barunya itu. Walaupun ia masih sedikit tidak percaya diri melihat pakaian teman-temannya itu bisa dibilang pakaian mahal dan AS2 hanya mengenakan pakaian seadanya. Tapi tentu, AS2 tidak menyerah. Ia berusaha untuk menaikan sendiri kepercayaan diri yang selama ini cukup rendah.
Tapi, AS2 tetap tidak bisa meninggalkan kebiasaan lamanya, yaitu berdiam diri di pojokan dan tenggelam dalam dunianya sendiir. Entah dengan membaca komik manga atau menonton serial anime dari ponselnya. Ia akan menghibur dirinya sendiri dengan hal-hal berbau Jepang. Iya, AS2 adalah penggemar berat anime dan manga freak.
Tidak banyak yang mengetahui fakta tersebut, karena AS2 selalu menyembunyikan komik-komiknya. Ia takut jika teman-temannya mengetahui bahwa ia berbeda, bahwa ia lebih menyukai anime ketimbang manusia sungguhan, mereka akan meninggalkan AS2.
Sayangnya hal itu terjadi. Seseorang mengetahui bahwa AS2 menyukai anime dan manga. Oleh karena itu, para gadis lain mulai mentertawai AS2 karena ia berbeda. Mereka berkata bahwa anime dan manga itu tidak nyata, rupanya tidak bisa digapai oleh tangan.
“Kau tau? Manga dan anime hanya untuk orang-orang kurang pergaulan. Kau disini ingin menjadi presenter berita, mana ada yang membaca manga? Nanti malah menceritakan alur cerita manga yang baru kau baca lagi!”
“Idolamu sama sekali tidak nyata, hanya karangan fiksi belaka. Cobalah mengidolakan manusia.”
“Apa kerennya manga dan anime? Mereka hanya kartun, bukannya?”
Dan masih banyak lagi celaan-celaan yang AS2 dapatkan. Menyakitkan memang untuk menjadi berbeda, itu yang ia rasakan selama ini. Hal ini pula yang menyebabkan AS2 takut untuk membuka lembaran persahabatan baru. Ia akan mulai berkeringat ketika ia berada di lingkup sosial, ia juga akan merasakan jantungnya berdebar dua kali setiap kali ingin bertemu orang baru. Wajahnya akan memerah dan tubuhnya akan berkeringat ketika ia berada di sekitar orang banyak.
AS2 akhirnya menghabiskan tahun-tahun terakhir di sekolahnya dengan menjadi penyendiri; seorang manga freak dan pencinta anime. Ia tidak memiliki teman kecuali karakter manga dan anime kesukaannya. Ia memaksakan diri untuk pergi ke sekolah dan menimba ilmu, lalu ketika tiba saatnya teman-temannya bersosialisasi, AS2 akan menarik diri karena ia merasakan ketakutan yang luar biasa. Ia akan pergi ke pojok ruangan seperti biasanya dan berinteraksi dengan karakter dalam komik manga yang ia miliki.
Sampai akhirnya AS2 mempunyai teman khayalan sendiri. Ini disebabkan dari rasa kesepian yang seringkali ia rasakan. Ia memang takut untuk membuka lembaran baru, namun ia ingin memiliki teman. Akhirnya, terciptalah seorang karakter anime bernama Kumiko Saruwatari. Kumiko sendiri memiliki ciri visik seperti tipikal gadis anime lainnya; rambut violet panjang yang ia ikat dua, mata besar berwarna violet seperti rambutnya, kulit putih, kaki jenjang, mulut tipis, dan rahang yang kuang. Serta Kumiko seringkal mengenakan seragam sekolah khas Jepang; rok pendek, kaos kaki selutut, dan juga kemeja putih yang dilapisi blazer.
Kumiko terbentuk dari sikap AS2 yang tergolong suka menyendiri. Sikap penyendiri AS2 ini disebabkan oleh Social Anxiety Disorder (baca selengkapnya disini; http://www.kolomsehat.com/berkenalan-dengan-fobia-sosial-dan-penyebabnya/ dan https://en.wikipedia.org/wiki/Social_anxiety_disorder) yang disebabkan dari penolakan yang ia terima dari lingkungan sosialnya. Ini menyebakan AS2 sering merasa takut untuk berinteraksi dengan teman-temannya, takut dipermalukan lagi, dan takut untuk dihakimi. Ia juga akan merasa tidak percaya diri untuk banyak berbicara di muka umum. Tapi sayangnya, AS2 tidak mengetahui bahwa ia mengidap kelainan ini.
Maka dari itu, AS2 merasa presenter berita bukanlah pekerjaan yang cocok dengannya. Hal ini terlintas di pikiran AS2 ketika sekolahnya mendatangkan seorang produser musik ternama, Simon Cowell. Simon sendiri datang ke sekolah itu untuk mengadakan workshop kecil-kecilan dan mempromosikan tour yang akan ia garap di waktu terdekat.
Selama workshop, AS2 awalnya merasa malu. Namun, Simon entah bagaimana membawa aura yang menyebabkan AS2 merasa terlindungi. AS2 merasa diterima di mata Simon. Dan ini yang menyebabkan AS2 ingin bekerja dibawah naungan Simon. Tapi, tidak sebagai paparazzi seperti yang dipromosikan oleh Simon, namun menjadi asisten.
Mengapa asisten? Karena AS2 ingin mencoba kembali untuk bersosialisasi. Ini semua berkat harapan yang ditaruh oleh Simon. Ia ingin mulai bisa mempunyai teman nyata, namun bukan berarti Kumiko ia tinggalkan.
Akhirnya, setelah lulus, AS2 memilih untuk mendaftar menjadi asisten dibawah naungan Simon Cowell.
Personality :
- Penurut. AS2 termasuk gadis yang menuruti segala permintaan orang lain. Ia menurut karena ia takut diperlakukan berbeda jika ia membangkang.
- Tidak banyak bicara. AS2 adalah tipe orang yang percaya dengan kalimat ‘Diam itu emas’ ketimbang mengikuti konsep ‘Tong kosong nyaring bunyinya’.
- Canggung. AS2 sangat canggung jika ia berbicara atau sedang berinteraksi sosial. Ia bahkan tidak mempunyai topik untuk dibicarakan.
- Mudah panik. AS2 mudah sekali panik, contohnya jika ia kehilangan komik manganya, AS2 akan menggila seperti kehilangan anak semata wayang.
- Terlalu banyak memfikirkan pendapat orang lain tentang dirinya. Hal ini disebabkan dari kelainan yang ia miliki. Ia akan melakukan segala sesuatu dengan hati-hati agar orang lain tidak mengecapnya yang aneh-aneh. Ia juga mencemaskan sesuatu dengan berlebihan.
- Tidak mudah menaruh percaya kepada orang.
Relationship :
Status : OPEN / BOOKED / CLOSED.
AS3.
Code : AS3
Gender : Female
Face Claim : Alena Shishkova
Place, DOB : Russia, 25 Maret 1993
Age : 22
Job : Assistant
Sexuality : Straight
History :
Hari itu merupakan hari yang indah, musik menggelegar di belakang rumahnya. Orang-orang datang menyambut kedatangan tahun baru, berdansa mengikuti arus musik. Tidak ada yang tahu jika hari itu justru membawa malapetaka karena minuman keras bekerja lebih jitu dibanding cinta belaka.
“what if your husband—see?”
“I don’t care”
AS3 berumur 12 tahun kala itu, cukup tua untuk mengerti hal-hal tentang cinta tetapi terlalu muda untuk bisa berkecimpung kedalam lobang yang menyesakkan itu. Ia berumur 15 tahun ketika menangkap basah ibunya sedang melakukan hal yang tidak seharusnya ia lihat, apalagi bersama lelaki lain, di kebun belakangnya.
Hari itu kala terakhir ia menampakan wajah didepan wanita yang melahirkannya. Menuntut cerai, wanita itu malah berpaling kepada lelaki yang menyebabkan semuanya retak.
AS3 berusaha meyakinkan diri bahwa minuman keras lah yang membuat ibunya berbuat seperti itu; tapi pada akhirnya ia tidak bisa. Ditambah kata-kata ringan, yang terkesan seakan ayahnya tidak penting lagi di mata sang ibu.
--
Bertahun-tahun tanpa mengontak atau bertemu sang ibu, AS3 tau, adiknya selalu pergi ke kediaman baru ibunya dan membawakan kado-kado kecil; entah itu saat natal, thanksgiving, maupun saat ulang tahun. Tapi AS3 tidak, ia tau persis ia sangat membenci ibunya. Ia tidak pernah menjawab telpon, email, maupun sms. Tidak sama sekali. Ia menganggap ibunya sudah mati.
Tumbuh dewasa, AS3 menjadi pribadi yang agak tertutup. Walaupun begitu, ia bergaul dengan siapa saja, terlihat ceria disana-disini, bahkan tidur dengan banyak orang. Tapi satu; ia tidak menerapkan sistem komitmen, dan dua; walaupun terkesan ceria, tidak ada yang benar-benar mengetahui keadaannya. Trauma yang melandanya akan kejadian ibunyalah penyebabnya. Melihat ayahnya yang bertahun-tahun terlihat depresi setiap ayahnya pulang dari kantor, membuatnya tidak pernah percaya akan hubungan yang terikat.
Oh ya, ayahnya merupakan seorang produser musik ternama.
--
Beranjak dewasa, AS3 memasuki suatu kampus di kawasan New York. Jadwalnya yang terbilang agak padat dengan segala macam tugas apalagi mengingat ayahnya yang kerap sedih akan kepergian sang ibu membuatnya penat. Melepas penat dan juga untuk kesenangannya semata; AS3 menjadi call-girl. Berpindah tempat dari satu pintu ke pintu lain tiap malam dan mendapatkan uang setelah itu membuatnya sedikit senang. Setidaknya, hal tersebut dapat menambah uang jajannya. Membeli pakaian ini, itu, dan tidak jarang ia diberi hadiah kecil-kecilan dari sang pengguna.
Sampai suatu hari, ada pria ini.
Mereka tengah berhubungan disuatu motel kecil di kawasan kumuh New York. Motel bobrok yang terbilang, kotor. Biasanya AS3 akan menolak, tetapi entah kharisma yang diberikan olehnya membuat AS3 tidak bisa berkata.
Keesokan paginya, ia dikejutkan dengan kehadiran sang Pria. Bisa dibilang, pelanggannya akan kabur terlebih dahulu setelah menyelipkan segepok uang di pakaian dalam AS3. Tapi tidak dengan pria ini. Ia menyapanya hangat, menanyakan apakah AS3 ingin secangkir kopi, dan mengajaknya berjalan-jalan pagi.
Namun; bukan begitu caranya.
AS3 mulai membentak, mengancam akan berteriak kencang. Mungkin untuk wanita normal, ajakan sang pria terlampau manis, dan tidak akan ditolak. Namun untuk AS3? Maaf-maaf saja. Pria itu terlihat kebingungan, dan akhirnya menyerahkan selembar poster dari tas ranselnya. Poster sebuah gig dari sebuah band.
--
AS3 memutuskan untuk pergi kesana. Tidak bisa dipungkiri, ia ingin bertemu pria itu lagi, mungkin mengajaknya ‘berbisnis’ untuk beberapa kali lagi. Pergi ke gig sendirian merupakan hal yang menantang baginya, ia belum pernah melakukan hal seperti ini, dan menurutnya semua hal baru ini menyenangkan.
Tanpa ia menyangka, ternyata vokalis band yang tampil merupakan lelaki itu. Salah tingkah dan malu menghiasi mimik wajahnya sepanjang konser, karna sang lelaki terus menatap kearahnya. Seusainya konser, pemuda itu mendatangi AS3; tanpa sadar membuat mereka berdua bangun di ranjang yang sama.
Setelah malam itu, semua berubah.
Tidak ada lagi malam yang AS3 habiskan pindah dari satu kamar ke kamar yang lain lalu bangun dipagi hari dengan hanya berlapis selimut tipis milik suatu hotel. Melainkan berpindah-pindah kota, negara. Ikut serta akan tour yang dibintangi oleh band sang pemuda, yaitu VT6, membuatnya senang. Siapa yang tidak senang berkeliling dunia? Mencoba hal-hal baru.
AS3 tetap melaksanakan perannya sebagai call-girl, hanya saja khusus untuk band yang sedang digandrungi gadis-gadis pada zamannya. Sebut saja, AS3 merupakan groupies dari band tersebut. Ikut serta dalam tour, ia tidak hanya melihat para anggota band sebagai pelanggannya di malam hari, tetapi sebagai teman juga. Tidak, tidak lebih. Trauma masih menyelimuti dirinya. Tetapi satu orang yang kerap memperhatikannya, VT6.
Keseharian AS3 dalam tour bus tidaklah hanya menjadi pajangan seperti groupies lainnya, ia memerhatikan satu per satu member band. Menganggap mereka teman, dan kebalikannya mereka juga paling dekat dengan AS3 dikarenakan sifatnya yang terbuka. Lagipula AS3 senang mengurusi kebutuhan para anggota.
Namun, AS3 selalu was-was akan VT6. Disatu sisi ia tidak ingin dirinya terkena imbas, dan satu sisi lagi, ia tidak ingin mematahkan hati pemuda yang satu itu. Bukan apa-apa, AS3 ya AS3, ia adalah seorang burung yang bebas.
Ketakutannya terbukti. VT6 keluar dari band, demi menjalin hubungan dengannya. Satu aturan yang penting memang, para anggota band hanya dapat menggunakan groupiesnya tetapi tidak untuk menjalin suatu hubungan. AS3 yang ketakutan hanya dapat berbohong, dan berbohong. Mengatakan ia tidak ingin keluar dari pekerjaannya yang sekarang dan ia sangat menikmati keliling dunia, walaupun pada aslinya ia hanya takut.
--
2 tahun berlalu.
2 tahun yang diisi dengan suatu kehampaan karna band pun bubar, mengakibatkan AS3 harus kembali ke pekerjaan lamanya dan berkegiatan sebagaimana seorang mahasiswa. Lagipula, semua memang ada akhirnya, bukan?
Ia berumur 22 tahun ketika mendapatkan tawaran pekerjaan di Tur Dunia UXF. Gadis berumur 22 tahun yang terhormat karena 2 tahun ia isi dengan membenarkan etikanya, walaupun ia tetap menjalankan peran sebagai call-girl. Dan disinilah dia, menjadi asisten para artis yang sudah siap menjalankan tur dunia, tanpa ia ketahui sang pemuda juga turut serta sebagai pembimbing.
Personality :
Adventurous – loving the adrenaline on trying something new.
Cynical – trauma karna kejadian sang Ibu membuatnya tidak percaya akan suatu komitmen, membuatnya hanya berpindah dari satu tangan ke tangan lain.
Terlampau bebas – AS3 tidak sungkan mengekspresikan apa yang ia pikirkan, merasa bebas, dan senang bergaul dengan siapapun.
Disiplin, well organized – Siapa bilang seorang call-girl berarti ia sangat menyeleweng? Sama sekali tidak. AS3 merupakan pribadi yang disiplin dan teratur.
Classy – AS3 tidak sembarang pilih dalam pakaian serta kebutuhan hidup dan ia memiliki etika yang baik.
Relationship : is the ex-groupies of VT6’s ex-band
Status : OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS4.
Code: AS4
Gender: Female
Face Claim: Emma Roberts
Place, DoB: New York, United States, February 9th 1996
Age: 19
Job: Assistant
Sexuality: Straight
Physical Appearance:
· Weighs around 50 kg
· Her height is about 5ft3 or 160 cm
· Hazel or brown eyes
· Naturally has brown hair, but could dye it blonde
History:
AS4 is your typical girl next door. She grew up in a middle-class economy family, having a normal father and mother, destined to be tortured (not literally) by her two younger siblings. Oh, and the family also happen to own a cat. A big fat lazy cat.
AS4 herself schooled fine, getting in the detention room at least once per month, but those were mostly because she was too lazy to do her homework or project lab. She had some part-time jobs back then. She tried coffee shops, cake shops, regular market, even a flower shops. But being the slothful herself, AS4 usually attended her work for 4-6 times, then ditched it off until she got fired. She kept her behavior like that, even after graduating, until something big finally happened in her life.
No, not really big actually. But it’s kind of changed her life.
She was one of a florist, and that day, she got to deliver some bouquets of flowers to the UXF building. Yes, that place where a big competition of singing being held. She was excited, of course, she got the chance to see some of her favorite finalists. But what happened there was nothing like she expected. After putting the last bouquet of red roses on the table, someone calling for her. No, she didn’t get asked to be a performer, of course not. She asked to do some stuff, things that assistants usually do, without even actually working there. She got no chance to refuse though, the condition back there was really, really, really busy. Until the end of the day, after being an accidental assistant for more than 3 hours, someone asked her the silliest but nicest thing of the day; “Hey, I’ve never seen you before. But you did your job good. I know you’re not working here, but I’ll make sure tomorrow you’ll do.” Silly, because AS4 had never asked for a job there, but actually nice because being an assistant in X-Factor, would give her more salary than being in a part-time job. So, without an actual spoken out agreement, AS4 became a semi-permanent assistant in X-Factor.
Personality:
· She talks about philosophical things a lot, acting like those inspired her─well sometimes they really did, but most of the time, those wise words affect nothing in her life.
· Lazy, but creative. She’d always try to find a shortcut to finish her job fast and easily.
· Impulsive
· A profound excuses maker.
· You could say that she’s one of the realest people out there. Unless it’s for saving her from a trouble in a short-time, she’d always refuse to lie or speaks nonsense.
· Really loves to speak with uncommon vocabulary, but she doesn’t do it very often.
Relationship:
Status: OPEN / BOOKED / CLOSED.
AS5.
Code : AS5
Gender : Female
Face Claim : Chantelle Winnie
Place, DOB : Wales, 22 February 1996
Age : 19
Job : Assistant
Sexuality : Bisexual
Physical Appearance :
1. Eyes color : Hazel/Brown
2. Hair color : Dark brown
3. Skin color : she has a ventiligo skin condition, which is a condition causing patchy depigmentation of the skin.
History :
Terlahir dengan kulit yang berbeda dari kalangannya, membuat AS5 terkena imbasnya. Kelebihan yang Tuhan berikan kepadanya dianggap sebagai ancaman oleh keluarganya sendiri, terlebih oleh Ibu dan Ayahnya.
AS5 kecil sering kali di pukuli oleh sang ayah, diceburkan ke bak mandi dingin, tidak diberi makan, dan perlakuan abusive lainnya hanya karena kulitnya yang memiliki kelainan. Hidupnya dikontrol, kedua ayah dan ibunya tidak pernah menaruh kepercayaan terhadap AS5. AS5 tidak pernah mereka beri kesempatan untuk memilih sesuatu, seperti makanan, pakaian, dan yang lainnya.
“AS5 kau tidak membutuhkan itu kan?”
“AS5, Ibu tau kau tidak akan makan itu kan? Biar ibu yang habiskan”
“Ayah benar kan? Kau ini menyusahkan! Kau juga setuju bukan dengan ayah?”
Hal-hal tersebut tertancap dibenaknya, berdampak negatif akan psikologisnya. Membuatnya menjadi sulit bahkan tidak pernah mengambil suatu keputusan sendiri. Sedangkan kedua ayah dan ibunya tetap memperlakukannya dengan kasar.
Hingga pada suatu hari, tetangganya yang melihat perbuatan kedua pasang suami-istri itu dan menelpon polisi. Beberapa hari kemudian, polisi menggebrek kediaman AS5, memenjarakan kedua ibu dan ayahnya lalu membawa AS5 ke panti asuhan yang jauh dari kediamannya.
Umurnya 7 tahun ketika ia memasuki panti asuhan di salah satu gang kecil di Paris. Gadis kecil berkulit jarang yang terlihat kebingungan. Kesehariannya di panti asuhan tidak luput dengan bermain dan mempelajari bahasa asing yang akan membantunya dalam hidup di tempat asing itu; Bahasa Prancis.
Tidak jarang pula dirinya kerap dijadikan bahan ejekan beberapa anak disana, terutama yang sudah agak lama menetap di panti asuhan berwarna-warni itu. Tetapi ia tidak terlaly peduli, ia memiliki bonekanya yang menemaninya setiap saat, walaupun terkadang ia juga bermain dengan beberapa anak yang memang memandangnya layaknya anak biasa.
2 tahun ia jalani di panti asuhan itu; bermain, belajar, dan hidup. Walaupun ia kerap dijadikan bahan ejekan, ia dapat berdiri untuk dirinya sendiri. Ia tidak takut menentang ataupun melawan pem-bully. 2 tahun pula ia menjadi seorang gadis muda yang memiliki etika hingga sepasang kekasih menaruh ketertarikan atas AS5 dan mengadopsinya.
Memiliki dua ibu, tentulah tidak menjadi masalah bagi AS5. Ia sudah kebal dengan pandangan orang terhadap dirinya; dan anehnya lagi, ia mulai terbiasa walaupun selalu marah bila diremehkan. Lagipula, menjadi berbeda itu menyenangkan. Ia sangat menyayangi kedua ibu angkatnya, begitupula sebaliknya. AS5 dididik menjadi pribadi yang kuat serta memiliki etika dan kedisiplinan yang tinggi.
Menginjak masa SMA, AS5 dimasukkan ke suatu boarding school ternama di Prancis. Boarding school yang berisi anak-anak orang kaya. Sebagai seorang yang dari kecil dituntut untuk menurut dan memiliki trauma akan pengambilan keputusan, AS5 setuju. Dengan satu syarat; ia meminta sebuah alat untuk membantunya mengambil keputusan, karna pada akhirnya, sekolah itu bersistem asrama. Ia tidak akan dapat bertemu kedua Ibu angkatnya dan ia takut traumanya akan kumat jika tidak ada sesuatu untuk diandalkan.
Kedua ibu angkatnya setuju; apapun yang diinginkan anak angkatnya selalu dipenuhi. Bukan hanya karna mereka memiliki segala hal, tapi karna AS5 spesial dimata mereka. Sebuah mesin dengan tombol plastik diberikan, akan mengeluarkan suara serupa robot dan huruf-huruf digital ketika ditekan. Mengatakan hal-hal seperti “ya” “tidak” “mungkin tidak hari ini” “tentu saja!” “jangan bermimpi” dan sebagainya.
Kehidupan SMA-nya berjalan normal. Sama seperti di pantinya, ia diejek karna ketidak-samaanya dengan yang lainnya. Tetapi AS5 tetap berpegang teguh kepada tujuannya datang ke boarding school ini. AS5 lulus dengan perbekalan pendidikan yang luar biasa dan etika yang luar biasa anggun.
Tahun ke 18 dari hidupnya, ia lulus dari SMA. Kedisiplinannya menarik perhatian Simon Cowell, yang berstatus merupakan kenalan dari ibunya. Menawarkan pekerjaan sebagai asisten, sang Ibunda pun mengikhlaskan anak angkat semata wayangnya itu untuk tidak kuliah. Katanya, karir ini mungkin bisa memperdalam pandanganmu tentang dunia, dan ia dapat lebih bersosialisasi sebelum dapat melanjutkan ke tahap kuliah.
Setelah serangkaian tes, akhirnya AS5 pun diterima menjadi salah satu asisten dalam tour dunia UXF. Meninggalkan kedua ibu angkatnya untuk menjelajah dunia.
Personality :
- Susah mengambil keputusan – AS5 memiliki sebuah alat kecil yang dapat menentukan keputusannya dengan sebuah suara digital. (ini seperti memiliki suatu kerang ajaib yang dapat menentukan keputusan AS5)
- Pekerja keras, mandiri – AS5 merupakan pekerja keras, ia tidak gampang menyerah dan selalu menuntut perfeksionisme.
- Ia memang pendiam dan terkesan introvent tetapi sebenarnya AS5 senang berbicara dengan banyak orang dan akan sangat marah bila diremehkan. Ia sangat menentang pembully, ia berdiri untuk dirinya sendiri.
- Disiplin – AS5 merupakan pribadi yang disiplin, kerjaan selalu ia selesaikan tepat waktu. AS5 tidak suka dengan orang yang tidak disiplin, ia tidak sungkan untuk membentak.
Relationship :
Status : OPEN / CLOSED / BOOKED.
AS6.
Code : AS6
Gender : Female
Face Claim : Brittany Snow/Reese Witherspoon
Place/DoB : Savannah/August 15th, 1994.
Age : 21
Job : Assistant
Sexuality : Straight (Possibly Bisexual)
Physical Appearance :
· Height : 163 cm
· Weight : 128 pounds
· Hair color : Blonde
· Eye color : Blue
Hisory :
Menjalani rutinitas sebagai salah satu dari pemeran utama di sebuah TV series musikal membuat dirinya cukup terkenal, TV Series yang dibintanginya hingga kini sudah menjejaki musim (season) ke 3 dengan rating yang tidak pernah turun.
Awalnya AS6 adalah seorang penyanyi dari sebuah band pop kecil yang tidak begitu terkenal, hingga pada tahun 2012 ia mendaftar sebuah ajang kompeisi bernyanyi sebagai seorang soloist. Ia melantunkan lagu “The New Girl in Town” dengan suaranya yang bisa dibilang tinggi dan merdu. Namun, ia tidak berhasil memikat hati para juri, ia harus pulang dengan kekecewaan.
Ternyata, Ian Brennant – seorang producer dari Fox TV – melihat bakat yang dimiliki oleh AS6, ia berusaha untuk merekrut AS6 untuk tv seriesnya yang baru. Starlight.
Karir AS6 langsung melonjak tinggi setelah ia bergabung dengan FOX TV, banyak tawaran baginya untuk main di film-film musikal. Namun itu semua tidak berlangsung lama.
Kala itu ia sedang berkendara menuju studio, saat handphonenya tak berhenti berdering. Ia mengangkat telfon tersebut dan langsung mendengar omelan dari producernya karena ia terlambat datang.
Brakk!!!
Sebuah truk menabrak mobilnya dari sisi kiri, AS6 tidak menyadari bahwa ia menerobos lampu merah, mobilnya terlontar dan ia jatuh koma selama 1 bulan.
Saat ia membuka matanya, semua masih buram. Kepalanya pening, belum bisa mengingat apa-apa. Lalu Ian menjelaskan semuanya, semua tentang kecelakaan itu dan seriesnya yang sedang dalam hiatus.
“Maafkan aku, Ian..” Ucap AS6 saat Ian selesai berbicara.
“Tidak apa,” Jawab Ian, “bukan sepenuhnya salahmu.”
“Aku bisa kembali bekerja esok, aku sudah merasa sehat.”
“Tentang itu.. umm..”
Ada keraguan pada raut wajah Ian, AS6 termangu bingung. Ia merasa sudah cukup sehat untuk bekerja, hanya suaranya saja yang terasa serak. Pasti efek koma, pikirnya.
“Kenapa, Ian?”
“Kurasa kau tidak lagi bisa bermain di Starlight...”
Lalu hati AS6 mencelus, tidak mempercayai apa yang baru saja Ian katakan.
“Kau bercanda.. tidak, kau bercanda, bukan?”
“Maaf sekali, AS6. Tapi kecelakaan itu membuat lehermu cidera dan melumpuhkan salah satu pita suaramu. Kau sudah di operasi tapi kau tidak bisa bernyanyi seperti dulu, kau juga harus mengikuti terapi pita suara.”
Mendengar penjelasan dari Ian membuat AS6 sangat terpukul, tanpa ia sadari, ia sudah menangis. Impiannya hancur karena sebuah kecelakaan. Ia mengamuk, mencoba melepas infus yang menusuk tangannya. Hingga akhirnya ia ditenangkan menggunakan morphin.
Setelah kejadian itu, AS6 menghabiskan hari-harinya mengunci diri dirumah, sendirian. Hanya keluar jika diperlukan. Namun ia tetap butuh biaya hidup, lama-kelamaan ia pun tersadar ia tak bisa hidup seperti ini terus. Akhirnya ia bangkit dari keterpurukan dan melamar kerja dibawah naungan Simon Cowell.
Personality :
· Ia adalah sosok orang yang memiliki sifat tenang, ramah, sensitif, dan baik.
· Ia tidak terlalu menyukai konflik, tidak pernah memaksakan pendapat atau nilai-nilai yang diyakininya pada orang lain.
· Bisa menjadi tempramen jika ada yang memicunya. Namun itu harus dilandasi dengan alasan yang kuat. Ia bukan orang yang mudah marah.
· Ingin memiliki ruang baginya sendiri dan bekerja dalam kerangka waktu sendiri.
· Orang yang sangat ambisius dan bertanggung jawab.
Relationship :
Status : OPEN / CLOSED / BOOK.